MENYAMBUT  MASA DEPAN JUNIOR ROCKSTAR

MENYAMBUT  MASA DEPAN JUNIOR ROCKSTAR

Penulis    :           Intan S. Galiesta.

 

Dug-dug dug! Dug-dug dug!...

 

 

Bunyi keras drum mengatur irama jantung dan memandu hentakan kaki penonton. Alunan gitar yang khas membuat suasana riuh dan jauh dari kata monoton. Lampu menyoroti satu per satu personil band, hingga muncul seseorang seperti orang mau mandi beranjak ke tengah panggung.

 

 

Dengan menyenandungkan lirik tanpa banyak bicara, ia berhasil menghipnotis semua orang yang hadir. Dengan aba-aba satu ayunan tangan, teriakan kompak penonton menggema ke seluruh penjuru ruangan.

 

 

We Will... We Will Rock You!

 

 

Ini adalah cerita tentang Freddie Mercury pada penampilan Queen di Montreal tahun 1981. Pada aksinya saat membawakan lagu We Will Rock You itu, ia hanya mengenakan celana pendek putih dan handuk berwarna senada menggantung di lehernya. Ia langkahkan kaki telanjang ke setiap jengkal panggung, berjingkrak tanpa tanggung-tanggung. Jika tak ada syal merah yang juga terikat di leher dan wrist band di pergelangan tangannya, maka persis sudah tampilannya seperti orang pulang lari pagi.

 

Saya tidak sedang melakukan roasting sosok sang legenda seperti stand up comedian. Ini adalah sebuah bentuk ungkapan kekaguman. Lihat saja, penulis lagu Bohemian Rhapsody ini menunjukkan bahwa menjadi rockstar adalah tentang tampil dengan nyaman.

 

Saya putar berulang kali video penampilannya itu di Youtube. Dari angka jutaan penonton yang tertera di sana, mungkin saya berkontribusi menambah angka seratus ribunya. Yang membuat saya takjub ialah bukan hanya aksinya yang spektakuler, melainkan karena ia menjadi dirinya sendiri. He was really born to be a rockstar!

 

Sebutan rockstar yang disematkan padanya tentu bukan semata karena ia punggawa dari sebuah band rock. Karakter, totalitas, dan kepercayaan dirinya adalah bekal inspirasi. Ia tetap layak disebut rockstar meski tak jadi musisi. Memang definisi rockstar seharusnya tak terbatas, bukan?

 

 

Membahas definisi rockstar mengingatkan saya pada sebuah brand pakaian anak-anak bernuansa rock bernama JUNIORROCKSTAR. Saya mengingatnya tentu bukan karena nama yang ada rockstar-nya, melainkan spirit yang disebarkan. Melalui tagar #BORNTOBEAROCKSTAR, brand yang lahir tahun 2017 ini menyampaikan dukungannya agar anak-anak dapat menjadi apapun yang mereka inginkan. Mereka bisa jadi rockstar apapun jenis panggungnya.

Betul, panggung yang dipilih dalam hidup ini tentu akan beragam. Peran yang diambil juga banyak. Di masa depan, anak-anak bisa jadi dokter yang tangguh, guru yang kreatif, seniman yang produktif, dan berbagai peran lain yang menguasai panggungnya masing-masing. Namun, tanpa kepercayaan diri dan keinginan eksplorasi hal itu tentu sulit terwujud.

 

Ketulusan untuk menemani orang tua meningkatkan kepercayaan diri anak-anak bisa saya rasakan dari visi yang JUNIORROCKSTAR miliki. Menghadirkan pakaian yang stylish dengan bahan yang nyaman bagi kulit sensitif anak-anak adalah satu peran penting yang diambil. Tidak banyak brand pakaian bergaya rock yang berfokus pada anak-anak. Bahkan selain brand ini, jujur, saya belum pernah mendengar nama lainnya.

 

Dalam memilih gaya berpenampilan, seringkali anak-anak memang belum mandiri. Orang tua berperan jadi full time fashion stylist. Saya amati biasanya orang tua memilih pakaian yang akan membuat anaknya terlihat semakin menggemaskan. Model pakaian yang unik, warna-warni yang ceria, serta gambar kartun seperti tontonan yang mereka suka. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Namun, saya jadi kagum dengan orang tua yang punya cara pandang berbeda untuk "mendandani" buah hati mereka.

 

Rasa takjub dan ungkapan ‘kok kepikiran, ya?’ dalam hati terlintas saat saya mengetahui cerita awal mula JUNIORROCKSTAR terbentuk. Sang founder, Rashi Bintang Mahardika merupakan penikmat musik rock 90-an. Ia ingin memakai pakaian ala rockstar yang kembaran dengan dua anaknya. Cerita ini mengawali lahirnya sebuah toko daring di Instagram dengan nama seperti yang kita kenal saat ini.

 

Tahun demi tahun berjalan, karya dan inovasi brand ini juga terus mengalami kemajuan. Tak hanya kaos dan jumper, jenis pakaian yang disediakan juga semakin variatif seperti kemeja flannel dan jacket kulit. Sejak tahun 2020 brand ini juga memulai kolaborasi dengan beberapa band ternama di tanah air seperti NTRL (dulu kita kenal Netral), Koil, The Sigit, Jeruji, Teenage Death Star, dan Deadsquad. Selain itu, dalam mewujudkan visi mengembangkan tema pakaian yang tidak hanya dibatasi oleh musik dan band, JUNIORROCKSTAR juga mengajak Bhatara Sena Sunandar untuk berkarya bersama membawa sentuhan budaya Indonesia.

 

Melihat anak-anak mengenakan karya-karya hebat ini membuat saya bersemangat sendiri. Langkah ini semoga dapat menginspirasi orang tua untuk mengenalkan lebih banyak hal menarik di dunia. Bukan hanya tentang musik saja tapi ya!

 

Saya pikir hal ini juga bagus untuk mengajak mereka bereksplorasi. Melalui fashion, para junior rockstar kesayangan bisa mengenal berbagai genre musik, tokoh atau band yang menginspirasi, dan makna bahwa gaya berpakaian bisa jadi bentuk kebebasan berekspresi. Orang tua punya banyak bahan untuk bercerita, memeriahkan masa kecil anak-anak mereka. Kelak di masa yang akan datang, Si Kecil tak akan kaget dengan sudut pandang, style, dan prinsip yang berbeda-beda.

 

Untuk menyambut dan menyiapkan masa depan para junior rockstar, kita memang perlu jadi orang tua yang pintar. Pintar mengembangkan apapun bakat anak agar total seperti Freddie Mercury, pintar memotivasi agar mereka mau belajar mandiri, serta tak ketinggalan mendukungnya agar selalu percaya diri. Memang harus diakui ini menantang karena perlu waktu yang tidak sebentar, namun tidak akan sulit karena semua anak memang  #BORNTOBEAROCKSTAR.

Kembali ke blog

Tulis komentar

Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.